Beberapa keluarga yang tidak memiliki halaman yang luas untuk menjemur dan mengeringkan pakaian, biasanya menyediakan ruangan binatu di dalam rumah dengan atap transparan. Tetapi hal ini ternyata buruk bagi kesehatan, terutama jika Anda memiliki asma dan alergi.
Ketika musim hujan, memiliki ruangan binatu mungkin banyak membantu karena Anda tidak perlu repot mengangkat jemuran saat hujan. Tetapi ruangan binatu diketahui dapat meningkatkan kelembapan di dalam rumah sebesar 15 persen pada hari-hari biasa dan akan meningkat hingga 30 persen ketika Anda menjemur pakaian.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Mackintosh School of Architecture menemukan bahwa kebanyakan rumah dengan kelembaban tinggi, biasanya memiliki ruang binatu. Menurut para peneliti, ruangan yang lembab dapat menyebabkan masalah kesehatan, terutama bagi orang yang rentan terhadap demam, asma, alergi debu dan alergi lainnya.
Tingkat kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan tungau debu dan berisiko terhadap peningkatan jumlah spora jamur. Hal ini tentu menyebabkan penurunan kualitas udara dalam rumah yang terikat dengan asma dan kondisi alergi lainnya.
Udara yang tercemar spora jamur dapat menyebabkan infeksi, yang biasanya menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Spora jamur dalam udara tersebut juga dapat menyebabkan reaksi alergi, terutama asma.
Kelembaban udara yang tinggi tersebut dapat menimbulkan gejala masalah kesehatan termasuk batuk, kelelahan mata, iritasi tenggorokan, sakit kepala, iritasi kulit atau mual.
Sebuah studi yang dilakukan terhadap 100 rumah pada musim hujan tahun 2011, menunjukkan bahwa sekitar 87 persen keluarga mencuci dan mengeringkan pakaian di ruangan binatu dan beberapa menggunakan sumber panas seperti radiator, sebagai pengganti sinar matahari.
Penelitian tersebut didanai oleh Engineering and Physical Sciences Research Council, yang pertama kali meneliti tentang dampak pengeringan pakaian pasif yang dilakukan di dalam rumah, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (6/11/2012).
0 Komentar