Menjawab kebutuhan energi yang terus meningkat pada masa yang akan datang, sektor kehutanan menawarkan alternatif pemenuhan bioenergi yang berbasis tanaman hutan. Potensi energi khususnya bioenergi, sangat besar berada pada sektor kehutanan. Kawasan hutan yang luas, iklim tropis yang menjadikan tanaman cepat tumbuh dan kekayaan biodiversitas yang tinggi, menjadikan potensi besar yang bisa dikembangkan pada masa yang akan datang. Demikian disampaikan Kepala Pusat Litbang Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan, IB Putera Parthama, pada pesentasinya yang digelar di Kementerian Kehutanan Jakarta, 8 Mei 2012, dalam rangka dialog dua mingguan yang diselenggarakan Pusat Humas Kemenhut.
Pemenuhan kebutuhan energi dari sektor kehutanan juga sejalan dengan upaya rehabilitasi lahan kritis dan penciptaan lapangan kerja serta sejalan dengan upaya penyerapan karbon. Ditambahkannya, bahwa Badan Litbang Kehutanan telah menguasai sebagian teknologi pembuatan bioenergi dan sudah bisa diadopsi. Pengembangan bioenergi juga diharapkan dapat mengatasi persoalan distribusi yang mahal karena bisa diproduksi secara regional. Di samping itu jenis-jenis sumber energi yang diproduksi juga sangat fleksibel disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku setempat.
Jenis-jenis bahan baku yang dapat dikembangkan adalah tanaman yang bukan merupakan bahan pangan, sehingga tidak akan mengganggu ketersediaan pangan nasional, seperti pati, gula atau minyak nabati berupa CPO, kacang-kacangan, singkong dan tebu. Bahan baku bioenergi yang berasal dari tanaman hutan dihasilkan dari berbagai jenis lignocellulosic/kayu, limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan, serta rumput-rumputan.
Putera Parthama juga menambahkan bahwa saat ini berbagai upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dilakukan secara sporadis dan belum sistematis, sehingga tidak berjalan sesuai harapan. Disamping itu belum ada langkah-langkah sistematis terencana dan harmonis lintas sektor untuk merealisasikan potensi yang ada. Ditambahkan pula bahwa saat ini belum ada rancangan umum sebagai acuan pihak-pihak terkait untuk menghasilkan kesatuan langkah.
Untuk itu perlu dibangun political intention atau political will yang menjadikan program nasional Rancangan Umum Nasional Bioenergi Kehutanan; Perlu dibangun HTI penghasil energi dengan memberikan insentif tersendiri bagi pelakunya; Mengadopsi dan mengembangkan penguasaan teknologi dan SDM; serta sosialisasi kepada masyarakat.
sumber: ppid dephut
0 Komentar